Doa adalah
kekuatan seorang muslim. Dan seorang muslim yang banyak berdoa, justru disitulah
bukti kehambaan kepada Allah SWT semakin tinggi. Hanya saja doa mesti dibarengi
dengan kerja/ikhtiar. Karena orang yang bekerja tanpa berdoa berarti dia
sombong, sebaliknya orang yang berdoa tanpa bekerja menandakan
kebodohan/kejahilan dirinya.
Masih
ingatkah saudara, kisah bagaimana seorang sahabat yang selalu berdoa untuk
kebaikan seraya memaafkan segala kesalahan orang yang dikenalnya sebelum tidur.
Atas kebiasaan berdoa itulah, sahabat tadi diganjar dengan kebaikan pahala
berupa syurga. Dan yang menyampaikan khabar masuk syurganya sahabat tadi
langsung Rasullullah SAW dihadapan majelis sahabat beliau yang lainnya.
Lantas,
tidaklah ada salahnya kita mengikuti kebiasaan berdoa untuk kebaikan seraya
memaafkan segala kesalahan orang yang kita kenal sebelum tidur. Yang kita
harapkan tentulah, semoga kebiasaan kita itu semoga bisa menjadi wasilah masuk
syurga. Dan tentunya, itu kita lakukan sebagai salah bukti kecil membalas
kebaikan kebaikan orang yang telah bersentuhan dengan kita. Karena mungkin pembalasan
dengan materi, kita belum memilikinya. Dan karena mungkin telah terpisah jarak
ribuan kilometer, justru dengan mendoakannya menjadi lebih dekat jarak kita
dengan dia.
Salah satu
orang yang telah bersentuhan dengan kita ialah Murabbi kita. Melalui tangan-tangan
mereka lah kita semakin jauh mengenal Al Islam. Karena kegigihan dan perjuangan
merekalah kita semakin mengerti makna indahnya berjamaah. Tak kenal menyerah,
tak kenal henti Murabbi kita dengan sabar mengajari kita Ad Dien, hal yang
sebelumnya tidak kita dapatkan di pendidikan formal.
Tak ada seorang Murabbi pun, yang
mengharapkan pembayaran materi dari kita. Dan tak ada seorang Murrobi pun yang
mewajibkan kita, setelahnya untuk membayar upeti sebagai balasan atas
pengajaran mereka kepada kita. Tidak. Sekali lagi tidak.
Setiap Murabbi telah memposisikan
dirinya layaknya orang tua kita sendiri, yang sabar, tak kenal pamrih
mengajarkan hal-hal yang tidak kita ketahui sebelumnya. Di saat bersamaan, bisa
jadi kita begitu malas menemui dirinya setiap pekan padahal itu telah kita
janjikan sebelumnya.
Tak mengenal teriknya mentari, tiada
patah arang walau hujan mengguyur, Murabbi mendekat dan mendatangi kita
mengajarkan nilai nilai qur’ani. Di saat bersamaan, kita menjauh dari ‘kejaran’
Murabbi. Tapi, mereka, Murabbi itu tidak pernah mundur selangkah pun, ibarat
layar terkembang pantang surut diturunkan, mereka terus mengajarkan kepada kita
nilai nilai keislaman, hingga akhirnya sampai saat ini, dan selamanya
(insyaAllah) kita mengenal Al Islam dan menjadi prajurit prajurit Ad Dien
sampai ajal menjelang.
Bahkan, atas izin Allah SWT melalui
wasilah dan tangan Murabbi-lah kita menemukan pasangan hidup yang semakin
menenteramkan jiwa dan hati kita. Masih ingatkah, saat proses ta’aruf itu,
Murabbi begitu sabar dan penuh takzim mencoba memenuhi prasyarat calon-calon
pasangan hidup pilihan kita. Tak jarang Murabbi pun mengernyitkan dahinya atas
terlalu sempurna nya prasyarat itu, tapi pernah kah kau lihat Murabbi langsung
marah dan memaki kita?
Atas itu semua, sudah
sepantasnyalah, kita selalu mendoakan untuk kebaikan kebaikan Murabbi kita. Di
dunia dan akhirat. Sebelum tidur sempatkan berdoa untuk kebaikan Murabbi kita.
Pergilah di gelapnya malam, di heningnya gulita malam, di saat orang tidur
dengan nyenyaknya. Bayangkanlah senyum sabar Murabbi kita, bayangkanlah teduh
wajah wajah mereka diiringi doa doa kebaikan buat mereka. Kebaikan di dunia dan
kebaikan di akherat.
Tentunya itu semua, juga kita
lakukan pada porsi yang lebih besar lagi buat orang tua kita, guru guru yang
mengajar kita kala waktu masih sekolah, dosen dosen yang membimbing kita
sewaktu kuliah.
Ya Allah, panjangkanlah umur Murabbi
kami dalam ketaatan kepadaMu…
Ya Allah, berilah ketajaman pikiran,
kekuatan dan kesehatan bagi Murabbi kami…
Lindungilah mereka dari kejamnya
terpaan fitnah Ya Rahman Ya Rahim…
Ya Azis Ya Qowiy, berikanlah kepada
Murabbi kami, kekuatan iman untuk menegakkan kebenaran, anugerahkanlah kepada
Murabbi kami keteguhan hati untuk menjunjung tinggi keadilan dalam bekerja
sepenuh hati membimbing dan melayani masyarakat.
Ya Latief Ya Malik, tanamkanlah
kepada Murabbi kami kejernihan dan kearifan dalam berpikir, kecepatan,
ketepatan kecermatan dalam bertindak dan mengambil keputusan, kejujuran dan
ketulusan dalam menjalankan tugas dan kewajiban da’awi
Ya Allah Dzat Yang Maha Penyelamat,
jauhkanlah kepada kami silang dan sengketa, lindungilah kepada kami dari rasa
saling curiga yang hanya membawa malapetaka, hindarilah kepada kami dari
perpecahan dan permusuhan yg hanya membawa kehancuran, satukanlah hati kami
dalam ikatan cinta di dalam cintaMu…..
Amin Ya Robbal ‘Alamien…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar